Studi di Israel: Antibodi Naik 5 Kali Lipat Setelah Dosis Keempat Vaksin Covid

Perdana Menteri Naftali Bennett menjelaskan bahwa sebuah penelitian yang dilakukan di Israel menunjukkan vaksinasi dosis keempat virus corona atau Covid-19 aman dilakukan. “Bahkan meningkatkan antibodi lima kali lipat,” ujar dia pada Selasa, 4 Januari 2021.

Berbicara selama kunjungan ke rumah sakit Sheba dekat Tel Aviv—yang memberikan vaksin dosis keempat kepada 154 stafnya seminggu sebelumnya sebagai bagian dari penelitian—Bennett mengatakan bahwa suntikan tambahan itu berhasil. Menurutnya, seminggu setelah suntikan keempat, dia memastikan bahwa itu aman dilakukan.

“Setelah seminggu, kami melihat peningkatan lima kali lipat dalam jumlah antibodi, artinya memiliki peningkatan signifikan melindungi terhadap infeksi dan rawat inap, termasuk gejala yang parah,” kata Bennett sambil menambahkan bahwa pihak peneliti akan segera mempublikasikan temuan tersebut.

Juru bicara rumah sakit Sheba, Steve Walz, menerangkan bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan vaksin Pfizer. “Percobaan terpisah dari suntikan vaksin keempat untuk 150 orang yang menggunakan vaksin Moderna akan dimulai minggu ini,” tutur dia.

Israel pada Jumat, 31 Desember 2021, mulai memberikan vaksin dosis keempat kepada orang-orang dengan kekebalan yang lemah. Pada hari Senin, 3 Januari 2022, diperluas ke petugas kesehatan dan orang di atas 60 tahun, menjadikannya salah satu negara pertama yang melakukannya.

Pergerakan itu terjadi sekitar satu tahun setelah memulai upaya vaksinasi besar-besaran di balik kesepakatan berbagi data dengan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer. Lebih dari empat juta orang dari populasi Israel yang berjumlah 9,4 juta telah menerima tiga suntikan vaksin virus corona.

Pada Selasa, 4 Januari, kementerian kesehatan melaporkan lebih dari 10.000 kasus virus corona baru. Ini cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata harian kurang dari 4.000 pada minggu sebelumnya. Secara keseluruhan, negara ini secara resmi mencatat lebih dari 1,4 juta kasus infeksi COVID-19, termasuk 8.247 kematian.

MEDICAL XPRESS | REUTERS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *